Valentino Rossi mengakui bahwa ia tidak mendapatkan
pelajaran apa-apa selama dua tahun bersama tim Ducati.Mantan Juara dunia tujuh
kali tersebut memutuskan untuk pindah ke tim Italia pada balapan MotoGP musim
2011, tetapi setelah meraih kemenangan 79 kali selama kariernya di 11 musim
balapan MotoGP sebelumnya ia tampil merana tanpa pernah meraih kemenangan di
atas motor Desmosedici.
Rossi mengaku frustrasi dengan catatan selama dua tahun
tersebut, ia mengatakan bahwa kekecewaannya terbesarnya adalah tidak mampu
membantu meningkatkan daya saing motor Ducati supaya menjadi kompetitif. Pembalap
tim Ducati lainnya, Nicky Hayden mencatatkan hasil kualifikasi terbaik di akhir
musim 2012 ini di Valencia, tetapi masih tertinggal 1.659s dari pembalap peraih
pole sebuah gap yang lebih parah saat balapan MotoGP pertama Rossi pada tahun
2011.
“Mereka mengatakan bahwa jika Anda mampu melewati masa-masa
sulit Anda menjadi lebih kuat, maka kita harus melihat nanti. Menurut pendapat
saya, hal itu tidak mengajarkan saya apa pun,” kata Rossi sebagaimana dikutip
media Italia1.
“Jelas saya merasa kecewa dengan hasil serta fakta bahwa
saya belum mampu memperbaiki motor untuk membuatnya menjadi pemenang, bahkan
walaupun tidak menang dapat mengetahui hal-hal untuk diperbaiki demi membuat
beberapa langkah ke depan. Hal ini adalah beberapa hal yang tidak mampu saya
jawab.
“Saya tidak perlu mengalami dua tahun yang sulit. Namun,
mungkin akan bermanfaat untuk mereka dan saya akan menikmati masa datang
bersama Yamaha”.
“Saya berpikir tidak kehilangan apa-apa. Bahkan, saya dalam
bentuk dan performa terbaik”.
“Dua tahun ini akan berguna untuk menikmati hal-hal yang
akan terjadi di masa datang.”
Saat Casey Stoner memutuskan pensiun dari balapan MotoGP di
usia 27 dan rekan satu timnya di Yamaha Jorge Lorenzo, yang saat ini berusia 25
tahun, menyatakan akan mengevaluasi masa depannya di balapan MotoGP pada akhir
2014. Rossi menjawab seputar masa depannya dalam balapan MotoGP.
Ia mengatakan berharap tetap dapat meneruskan ambisinya
berada di balapan MotoGP selama dua musim berikutnya, selebihnya mungkin ia
akan tertarik untuk tetap berada di ajang seputar dunia balapan motorsport.
“Ide saya adalah tidak pernah berhenti dari balapan MotoGP,”
candanya. Hal ini adalah apa yang saya sadari selama beberapa tahun
terakhir, dalam arti bahwa saya ingin selalu tetap menjadi pembalap, karena
setelah balapan MotoGP mungkin saya bisa membalap mobil. Jelas tidak pada
tingkatan tertinggi seperti balapan MotoGP , tetapi dengan komitmen yang sama dalam ajang balapan
yang kurang premier.
“Jangan pernah berkata tidak pernah, karena siapa tahu.
Tetapi saya berharap [dua tahun di tim Yamaha] adalah yang terakhir karena itu
berarti semua telah berjalan dengan baik.
“Saya pikir seseorang harus melakukan olahraganya sendiri
asalkan ia kompetitif dan merasa mampu melakukannya, karena semua pembalap yang
telah berhenti masih mempunyai keinginan membalap kemudian menyesali keputusan
mengakhirinya.
“Saya ingin selalu mempertahankan gaya hidup ini tetapi juga
membalap dan mencoba untuk melaju kencang.”
No comments:
Post a Comment